Minggu, 09 Agustus 2009

Konsumen atau pelanggan

Hari minggu kemarin sepulang dari gereja, aku dan istri mampir ke soto langganan. Yang datang saat itu lumayan banyak. Aku datang dan langsung dilayani minum. Sesaat kemudian datang rombongan 3 orang. Mereka langsung juga dilayani minum. Dan... eee... 3 mangkok soto meluncur ke meja mereka juga.
Loh soto di mejaku kok belum ?
Aku bilang ke yang jual soto :"Soto kita mana?"
Penjual menjawab :"Baik pak..."
Tetapi ternyata bukannya dilayani malah melayani pembeli yang lain dulu, yang notabene datang lebih akhir lagi.
Aku langsung jengkel, berteriak dan didengar oleh pembeli yang lain : "Hoe... aku datang duluan dibanding mereka... kok aku dilayani belakangan gimana sih?!!!!"
Serta merta sambil gemetaran si penjual langsung meluncur ke mejaku membawa 2 mangkok soto.
Soto memang sudah di mejaku, tetapi tidak bisa dibohongi... aku merasa diremehkan dalam hal ini (kemanusiawian seorang konsumen atau egoku yang terlalu tinggi).
Aku seakan tidak selera makan. Sempat timbul dalam hatiku :"Ah soto juga bukan di sini tok... masih banyak soto yang lain."
Di hati kecilku berkata :"Sudah... ampuni mereka"
Dan tiba2 muncul suatu hikmat dan pelajaran besar yang muncul di sini, bukan dari omongan orang lain, tetapi aku sendiri mengalaminya.... :"Konsumen mungkin bukan raja, tetapi dalam hal ini mereka punya kuasa seperti raja... mereka bisa memecat kita kapanpun mereka mau.. Jadi layanilah mereka sebaik-baiknya."
Apapun pekerjaanmu... perhatikan konsumenmu, ingatlah :"Mereka punya hak untuk memecatmu..." Jangan remehkan mereka, layanilah mereka sebaik kau bisa !!
God bless you !!

2 komentar:

  1. wah... kowe diremeh temeh ke yo kang....
    Aku bertobat kang..... aku sering di pecat pelangganku gara2 tak remeh-temehkan berarti yo...

    Thanks kang... sangar artikele. Konsumen memecatmu garis bawah, bold, italik

    BalasHapus
  2. kalau rajanya bijak sih gpp, tp kl raja yang serakah aku rasa jg sebagai "rakyat" perlu ada tindakan dan ambil sikap ;)

    BalasHapus